Jakarta, Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin (AMIN) Sudirman Said mengaku mendengar wacana pembentukan koalisi besar untuk merangkul hampir seluruh partai dalam jangka panjang.
Ia menyebut hanya akan ada satu atau dua partai yang ditinggalkan di luar koalisi tersebut.
"Bahkan sudah mulai ada bisik-bisik, sudah seluruh partai dimasukkan saja ke dalam satu koalisi besar, permanen, jangka panjang. Tinggal satu atau dua ditinggalkan di luar," kata Sudirman dalam diskusi yang digelar Desantara Foundation di Bilangan Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (2/3).
Meski demikian, ia juga mengaku tidak tahu siapa yang hendak bertindak demikian.
Sudirman hanya menyatakan hal itu buruk bagi demokrasi Indonesia. Ia mengatakan kini proses pemilu pun belum usai.
Ia berharap pemenang pemilu akan memerintah dan kubu yang kalah akan menjadi penyeimbang.
"Satu, dua pindah barangkali oke. Tapi kalau niatnya mengkooptasi hampir seluruh partai kemudian menjadi kekuatan besar, apalagi dengan niat-niat buruk, itu menurut saya bukan hal yang baik," ucap dia.
Sudirman juga menyebut wacana itu merupakan itikad buruk yang justru membuat Indonesia akan semakin terpuruk.
"Yang saya sebut tadi bisa masuk dalam kategori unfixable, tidak bisa diperbaiki," ujarnya.
Ia menyatakan kondisi itu hanya akan menguntungkan elite atau penguasa. Mereka, lanjut Sudirman, kian diuntungkan lantaran kekuasaannya akan berlanjut.
Namun, kata dia, kondisi ini takkan menyelesaikan permasalahan yang selama ini berkecamuk di Indonesia.
"PR kita adalah soal gap, soal keadilan sosial, soal penegakan hukum, maka hal-hal yang menjadi PR kita tidak akan bisa diselesaikan," ucap dia.
Komposisi partai koalisi dan oposisi pada pemerintahan selanjutnya dinilai tidak akan imbang. Sejauh ini yang memiliki peluang besar menjadi oposisi hanya PDIP dan PKS.
Sementara itu, partai lainnya bisa jadi merapat ke pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto yang kemungkinan menang Pilpres 2024.
(mnf/pmg)