Hal itu disebut Prabowo dalam orasi ilmiah saat Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat.
"Kita nanti green energy dan kita akan swasembada energi bensin, dari mana? Dari etanol, etanol dari mana? Dari tebu dan singkong," kata dia pada Kamis (29/2) dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan energi terbarukan itu bisa bersumber dari sejumlah tanaman yang tumbuh subur di Indonesia, sehingga ke depan tak perlu lagi mengambil dari bahan baku fosil.
"Nanti kita bukan lagi ambil minyak dari tanah terus habis, gas dari tanah habis, selama ada matahari dan selama ada hujan, tiap tahun kita bisa panen solar (surya), banyak negara iri sama Indonesia," kata Prabowo.
Ia menilai energi yang bersumber dari tanaman sangat baik karena tidak membuat polusi sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil.
Dalam beberapa tahun ke depan, kata dia, Indonesia bisa mengubah BBM jenis biodiesel seluruhnya berbahan baku dari kelapa sawit alias B100. Praktis, hal ini bisa menghentikan impor bahan bakar dari luar negeri.
"Kita sudah bisa bikin B100, artinya biodiesel dari kelapa sawit 100 persen. Bisa kita bayangkan enggak? Kita tidak akan impor lagi solar dari luar negeri, karena kita punya produksi kelapa sawit sekarang 48 juta ton," katanya.
BBM dari singkong
Etanol adalah bahan bakar nabati yang dapat dibuat salah satunya dari singkong. Bioetanol merupakan etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula, pati, atau selulosa.
Dikutip dari Science and Phsics Education Journal, etanol memiliki karakteristik menyerupai bensin karena tersusun
atas molekul hidrokarbon rantai lurus.
Salah satu bahan baku yang sering digunakan untuk pembuatan bioetanol adalah bahan baku yang mengandung pati.
"Bioetanol dapat dibuat dari sumber daya hayati yang melimpah di Indonesia, dibuat dari bahan-bahan bergula atau berpati seperti singkong atau ubi kayu, tebu, nira, sorgum, nira nipah dan ubi jalar," kata penulis studi Endang Lovisia dari Universitas PGRI Silampari.
Saat ini sumber energi bahan bakar dari bioetanol sudah dikembangkan diberbagai belahan dunia seperti di Brasil dan Amerika Serikat.
Brasil memproduksi bioetanol dari tebu dengan jumlah produksi pada 2004 sekitar 15 juta meter kubik. Sedangkan Amerika Serikat memproduksi bioetanol dari jagung dengan produksi 14 juta meter kubik pada tahun yang sama.
(can/fea)