Penolakan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan untuk mengisi materi kuliah umum di Kampus Universitas Gajah Mada (UGM) diartikan sebagai bentuk ketakutan pihak kampus.
Juru bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra mengatakan, ketakutan tersebut lantaran tidak mengenal sosok Anies secara menyeluruh.
“Ketakutan dan kekhawatiran biasanya berasal dari ketidaktahuan. Barangkali sebagian masih belum kenal Anies Baswedan yang sesungguhnya, jadi prasangka yang muncul,” kata dia dihubungi, Senin (20/11/2023).
Tjandra pun menyarankan kepada semua pihak untuk mengenal secara menyeluruh ketiga pasangan capres-cawapres yang bakal bertarung di Pilpres 2024.
Hal tersebut agar penilaian kepada setiap capres lebih obyektif. Kendati begitu, Tjandra tak mempermasalahkan penolakan pihak UGM terhadap Anies.
Tjandra menyadari penolakan mantan Gubernur DKI Jakarta itu bagian dari manuver lawan politik.
“Siapa pun pilihannya, saya kira kita butuh Anies Baswedan untuk membuat Pilpres nanti lebih berkualitas,” ujar dia.
“Situasi yang kian rumit dengan manuver kekuasaan yang membuat blunder, perlu dijawab dengan keberanian dari rakyat,” tandas Tjandra.
Sebelumnya, pihak Universitas Gajah Mada (UGM) buka suara soal batalnya Anies Baswedan menghadiri Indonesia Future Studium Generale yang diselenggarakan BersamaIndonesia di lokasi Auditorium Magister Manajemen FEB UGM.
Sekretaris UGM Andi Sandi Antonius mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan penelusuran terkait agenda tersebut digelar oleh UGM atau bukan.
“Kalau dikatakan itu tidak dapat izin dari rektorat saya sampai sekarang ini masih tracing ya. Ini diselenggarakan oleh UGM atau tidak,” katanya, Jumat (17/11/2023).
Di sisi lain, Andi juga mempertanyakan siapa sosok yang mengirimkan pesan kepada panitia. Dia mengaku aneh ada orang namanya pak Wija pakai akun nama rektorat UGM.
“Sebenarnya saya mau tanya itu siapa,” lanjutnya
Oleh karena itu, Andi belum bisa memberikan tanggapan secara spesifik terkait dengan isu ini.
Pihaknya tengah mengecek ke koleganya di MM FEB UGM, apakah penyelenggara sifatnya hanya meminjam venue ataukah ini diselenggarakan oleh UGM.
“Kalau dilaksanakan oleh UGM kami kan sudah punya SOP, biar bagaimanapun kita harus memisahkan ini dalam ranah kampanye atau tidak,”
“Kalau ranah kampanye kami sudah punya SOP, jadi kami yang harus mengundang. UGM yang harus mengundang,” tegasnya.
Dari sisi poster yang beredar, disebutkan bila agenda ini diskusi ilmiah. Namun, dia menilai hal itu sangat memojokkan UGM lantaran dikatakan bahwa rektorat itu akan menolak.
“Nah sopo iki wong neng [siapa ini orang di] rektoratnya. Saya sudah tanya ke bu Rektor saya tanya kepada teman-teman Wakil Rektor ini tidak ada yang memberikan statement ini,” imbuhnya.
Andi meminta waktu untuk melakukan pengecekan status penyelenggara acara. Apakah penyelenggaraannya dari UGM atau sifatnya hanya meminjam tempat.
“Kalau meminjam itu pada prinsipnya apalagi ini acara akademik, ya boleh saja. Karena kan prinsipnya mereka meminjam tempat, tetapi dengan kehadiran mas Anies di situ kita juga welcome lah, wong itu rumahnya mas Anies,” imbuhnya. ***
Sumber berita / artikel asli : POJOKSATU